Halaman

Sabtu, 07 Maret 2015

The Dark Side of Fandoms

Sudah cukup lama saya berkecimpung di dunia fanfiksi... Kalau diingat-ingat, mungkin sejak saya kelas satu SMP. Pada awalnya saya tidak terlalu mengerti Apa itu fanfiction, atau apa serunya fanfiction... Saya bahkan tidak bisa mengingat lagi kenapa saya tiba-tiba tertarik pada fanfiksi. Fandom pertama saya adalah anime Eyeshield 21, dengan pairing favorit HiruMamo. Itu yang saya ingat. Fanfic pertama saya terbit di fandom yang sama, tanggal 23 September 2009. Setelah itu saya mulai berkeliaran di fandom lain. Saya tipe orang yang bisa berganti fandom seperti berganti baju, tergantung mood. Eyeshield 21, Call of Duty, Hetalia, Naruto, Kuroko no Basket, One Piece, Katekyoushi Hitman Reborn, Prince of Tennis, dan beberapa fanfic dari fandom lain yang belum saya publish (Shingeki no Kyojin, Samurai Deeper Kyo, Harry Potter, House M.D, Merlin, Rise of the Guardians, Tangled, Frozen, How to Train Your Dragon, Brave, Slam Dunk, Sherlock, Criminal Minds, dan beberapa RPF). Mungkin frekuensi pergantian seperti ini yang membuat saya terkadang lupa akan sisi gelap sebuah fandom.

Saya cukup lama berada di fandom Hetalia, dan saya melihat sisi gelap ini. Begitu juga dengan fandom lain seperti Naruto dan lainnya.

Sisi gelap itu tentu saja Shipping War; sebuah perang antar fans yang ujung-ujung adalah bashing dan perpecahan. Saya tidak pernah mengerti kenapa hal negatif ini bisa terjadi. Padahal, orang-orang yang berada di fandom itu menyukai hal yang sama (dalam kasus ini anime yang sama). Hanya karena tidak suka satu karakter dipasangkan dengan karakter yang lain, harus kita mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati penggemar pasangan yang bersangkutan? Kalau saya tidak suka NaruSaku, haruskah saya menjelek-jelekkannya dengan kata-kata kasar? Mengajak orang untuk membencinya juga? Saya pikir sebagai fans, tiap-tiap kita punya hak untuk menyukai suatu ship, 'kan?

Rasanya sangat bodoh, ketika para penulis yang menganggap diri mereka menerima perbedaan dan anti-bullying justru menjadi pem-bully itu sendiri dengan mengata-ngatai fans dan shipper lain. Kalau tidak suka, katakan tidak suka; SELESAI! Jangan diungkit-ungkit preferensi orang lain terhadap ship apa yang mereka pilih. Mungkin mereka bisa melihat sesuatu yang berbeda dari yang orang lain lihat. Kalau memang berbeda, terus kenapa? Tidak ada salahnya, 'kan? Toh, di dunia ini manusia juga berbeda-beda, punya minat dan kesenangan masing-masing. Kalau menurut kita suatu pairing itu; "Aish, ini pedo!" atau "Aish, homo!" atau "Aish, nggak mungkin lah mereka sama-sama!" tidak ada salahnya kalau kita simpan pendapat itu dalam hati, 'kan? Mungkin saja shippers itu melihat sesuatu yang tidak bisa kita lihat... (Jadi ingat kasus gaun White-gold/blue-black) Dari pada menimbulkan perpecahan, lebih baik diam saja.

Saya bukannya mendramatisir suasana, tapi lama-kelamaan saya juga merasa tidak nyaman dengan shipping war yang sudah bukan lagi berita baru. Hampir tiap fandom mengalami masalah ini. Ketika kita baru masuk ke dalam suatu fandom, kita disambut dengan kehangatan, keceriaan, persahabatan... Tapi jangan sampai sisi kelam ini justru meretakkan ikatan yang kita semua miliki.

Stop Shipping War. Stop bashing.

Ayo kita sama-sama belajar untuk menerima perbedaan.

Minggu, 05 Januari 2014

Fanfiksi : Rules and Guidelines (Part 1) -RPF : Should it be Banned?

Setelah lama nggak log in lewat akun FB yang satunya lagi, saya melirik salah satu grup dimana saya tergabung menjadi salah satu anggotanya. Yah, mungkin saya nggak sebegitu aktifnya di grup ini dan cenderung bersifat silent reader, tapi topik mengenai pelarangan RPF terutama di situs Fanfiction.net memang sudah bukan berita baru lagi buat author-author yang sudah berkecimpung cukup lama di dunia fanfiksi ini.

Pertanyaan paling mendasar, apakah itu RPF? Sederhanya, RPF adalah singkatan dari Real Person Fiction, dimana sebuah fanfiksi dengan tokoh atau karakter yang benar-benar ada seperti selebritis, public figure, atlet, dan lain-lain. Nah, mungkin banyak author yang tidak tahu, tapi RPF sendiri sudah dilarang pada situs Fanfiction.net sejak tahun 2002.

Beberapa fandom RPF yang sempat populer adalah Jonas Brothers, One Direction, dan K-Pop. Saya nggak begitu perhatian dengan fandom Jonas Brothers dan One Direction karena saya bukan fans mereka, dan untuk K-Pop, saya juga bukan fans, tapi teman saya fans berat. Yah, mungkin artikel ini akan menyinggung beberapa author fanfiksi K-Pop di Fanfiction.net, tapi yah... mau bagaimana lagi?

Sederhanya sih, coba kita lihat Rules & Guidelines yang sudah disediakan oleh Fanfiction.net. Pada bagian Content Guidelines sudah tertulis dengan jelas :

Entries not allowed:
  1. Non-stories: lists, bloopers, polls, previews, challenges, author notes, and etc.
  2. One or two liners.
  3. MST: comments inserted in between the flow of a copied story.
  4. Stories with non-historical and non-fictional characters: actors, musicians, and etc.
  5. Any form of interactive entry: choose your adventure, second person/you based, Q&As, and etc.
  6. Chat/script format and keyboard dialogue based entries.
(Source : https://www.fanfiction.net/story/story_tab_guide.php)


Jadi, bisa kita lihat bahwa konten yang bisa dimasukkan itu memiliki aturan sendiri. Pada nomor 4, jelas disebutkan bahwa entri dengan non-historikal dan non-fiksional karakter tidak diizinkan. RPF, seperti yang kita tahu, adalah real person, sehingga mereka masuk ke dalam kategori karakter non-fiksional. Beberapa author tampaknya tidak peduli dengan aturan ini dan hal tersebut patut disesali.

Nah, di Fanfiction.net, RPF semacam ini terkadang kita temukan di fandom Screenplays Indonesia. Rasanya lucu melihat beberapa author yang cukup ignorant soal Rules & Guidelines ini. Tapi things escalated so quickly, karena sekarang udah muncul juga novel-novel fanfiksi yang beredar di toko-toko buku.

yup, sekian dulu. Sampai jumpa di Part 2!

Kamis, 19 September 2013

Batman : The Dark Knight Returns

Nggak... judul di atas bukan saya yang salah nulis Batman : The Dark Knight Rises... Batman : The Dark Knight Returns adalah DC Universe Animated Original Movie yang merupakan adaptasi dari komik "The Dark Knight Returns" oleh Frank Miller yang terbit di tahun 1986. Kali ini, saya akan membahas kedua film tersebut.



Yang pertama Batman : The Dark Knight Returns Part 1. Awalnya, saya agak pesimis saat mendownload film ini. Setelah nonton beberapa DC animated original movie yang beberapa sangat bagus, saya agak menyangsikan apakah film Batman yang ini akan sebagus film Batman favorit saya, Batman : Under the Red Hood. Akhirnya, saya akui, film ini memiliki appeal tersendiri yang membuat saya menyukainya. Berkisah tentang Batman yang telah pensiun selama 10 tahun, dan munculnya gang bernama The Mutants yang mengacau di Gotham City, saya merasa disuguhi sebuah masyarakat Gotham yang berada di bawah tekanan pelaku kriminal karena absennya Batman. Selain itu, Komisaris Jim Gordon juga hampir pensiun, dan masyarakat kini memandang Batman sebagai mitos. Namun, dengan meningkatnya kriminalitas di Gotham dan kenangan akan kematian orang tuanya, sekali lagi Bruce Wayne harus mengenakan topeng Batman.

Saya menyukai kembalinya Batman menimbulkan perdebatan sengit. Musuh-musuh lama Batman yang dirawat di Arkham Asylum (kali ini disebut Arkham Home) pun ditampilkan; seperti Harvey Dent (Two-Face) yang sudah mengalami operasi plastik, dan lainnya. Dibandingkan dengan beberapa film animasi Batman, saya merasa film Batman kali ini sedikit lebih "gelap" ( atau munkin cuma perasaan saya), dan melihat Bruce Wayne yang sudah tua, saya bertanya-tanya berapa umur Alfred... Kemunculan Carrie Kelley sebagai Robin juga tidak begitu mengganggu (meski saya menyukai Tim Drake atau Damian... Well, beggars should not choose, right?), dan beberapa elemen cerita mungkin terasa agak kurang, terutama melihat Batman yang jadi tidak sekeren sebelumnya (baik di DCAU series, atau pun movie).

Komentar saya setelah menonton part 1, yah... so-so...




Namun, Part 2-nya cukup mengejutkan saya. Saya merasa disuguhi sesuatu yang cukup gore dan penuh violence, yang membuat saya berpikir, "Man, kalau saya punya anak besok, dia nggak akan boleh nonton ini sebelum umurnya sembilan belas!" Yeah, mungkin nggak se-gore itu, tapi tetap saja beberapa part tidak pantas ditonton anak-anak atau remaja.

Kemunculan Superman membuat saya merasa Part 2 memiliki jalan cerita yang lebih menarik, dan saya tetap sebal dengan Mr. President (bukan... Presidennya bukan Obama). Karakter bermunculan, jalan cerita yang lebih gore dan kembalinya villain favorit saya sepanjang masa selain Scar dari Lion King; Gotham's Prince of Clown, Joker. Dan betapa bahagianya saya melihat senyum gilanya itu! Bagi saya, seorang Joker lebih keren daripada si evil-genius Lex Luthor, atau Darkseid, atau Brainiac, atau Grodd, atau Vandal Savage, atau Morgan LeFay... Joker memiliki tempatnya tersendiri sebagai seorang maniak, dan mungkin itulah salah satu appeal Batman : The Dark Knight Returns Part 2 (karena saya merasa Joker lebih keren daripada Two-Face).

Dari segi desain karakter dan animasi, mungkin The Dark Knight Returns akan terlihat biasa saja, tapi dari segi cerita saya merasa ada nilai tambah. Karena tidak ingin memberi lebih banyak spoiler, saya hanya punya satu komentar. It's worth it.

Semoga DC dan WB menghasilkan film-film yang lebih luar biasa lagi. Untuk Justice League : Flashpoint Paradox, mungkin akan saya bahas kapan-kapan...

Sabtu, 13 April 2013

Menteri Mimpi, Kurikulum Berganti

Image ini saya ambil random dari google. Credits buat pemiliknya.

Mungkin ini judul yang tepat untuk post kali ini. Setelah tadi pagi saya mengikuti sebuah seminar yang diadakan oleh fakultas di kampus, saya mendapat ide untuk mengarahkan kembali blog ini ke jalur yang benar.

Penggantian kurikulum menjadi Kurikulum 2013 tampaknya bukan lagi isu belaka. Bapak Menteri sepertinya sudah sangat bersemangat untuk meluncurkan kurikulum baru ini, meski masih banyak kekurangan di sana-sini. Pergantian kurikulum yang kerap kali terjadi merupakan bentuk solusi untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan di Indonesia. Paling tidak harapannya begitu. Namun sepertinya, tidak sedikit pihak yang menentang perubahan kurikulum yang kerap kali terjadi ini. Masih ingat KBK 2004 yang hanya bertahan dua tahun dan diganti oleh KTSP 2006? Nah, kini pergantian semacam itu mulai terjadi lagi.

Tampaknya sudah dipastikan bahwa Kurikulum 2013 ini akan dilaksanakan mulai Juli 2013 nanti. Hal ini pastinya mengundang protes keras dari guru dan berbagai pihak. Namun tampaknya Pemerintah tutup telinga akan semua protes yang ada. Pergantian kurikulum ini diharapkan akan membuat siswa menyenangi pelajaran. Dalam seminar tadi, tampaknya yang paling dipengaruhi oleh kurikulum ini adalah siswa SD. Dalam Kurikulum 2013 ini, semua pelajaran akan disatukan dalam bentuk satu buku induk sehingga diharapkan, jika siswa sudah bosan belajar Matematika akan bisa langsung berpindah ke pelajaran lainnya. Hal ini dianggap akan memudahkan siswa dan membuat siswa tidak bosan belajar. Menurut saya, hal ini hanya akan menimbulkan kebingungan, terutama bagi guru. Sebagai contoh, mata pelajaran IPA dan IPS (untuk SD) akan disatukan dengan Bahasa Indonesia dalam bentuk sebuah wacana misalnya. Tentu para guru akan bingung, yang harus dinilai kemampuan IPA-nya, atau kemampuan berbahasa siswa?

Banyak hal yang sepertinya belum disiapkan secara matang untuk Kurikulum 2013 ini. Bukunya saja sepertinya masih belum siap untuk dicetak (menurut narasumber tadi). Selain itu, banyak hal yang mengundang pertanyaan, seperti bagi guru-guru SMA dan SMK yang mata pelajarannya akan dipangkas jamnya. Untuk itu, pemerintah menyiapkan solusi. Guru-guru tersebut akan diminta mengajar ke sekolah lain yang kekurangan guru. Solusi yang bagus kedengarannya, hanya saja, hal ini tidak memperhatikan tingkatan sekolah. Guru SMK bisa saja mengajar SD. Bisa dibayangkan? Guru SMK yang sudah terlatih keras mentalnya untuk menghadapi murid bandel (bukan berarti semua murid SMK bandel loh) harus mengajar anak SD yang bisa dibilang baru lulus TK (pasti anak SD-nya langsung nangis kalau tiba-tiba disuruh push-up).

"Semua dipikirkan sambil jalan..."

Begitulah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul berkenaan dengan Kurikulum ini. "Sambil jalan?!" memangnya ini rencana darmawisata desa ke Borobudur? (Bahkan darmawisata desa mungkin lebih siap daripada ini). Saya merasa kasihan dengan anak-anak Indonesia yang dijadikan kelinci percobaan oleh pemerintah untuk sistem-sistem kurikulum pendidikan baru yang dikeluarkan secara out of the blue seperti ini. Pantas saja mereka jadi berkembang! Walau pun Indonesia peringkat 40 dari 42 negara dalam TIMSS (benar 'kan itu namanya?), bukan kurikulum yang harus disalahkan! Yang seharusnya dilakukan adalah peningkatan tenaga profesional guru.

Saat ini, KTSP saja masih belum berjalan dengan sempurna karena tenaga guru yang masih kurang profesional. Daripada mengganti kurikulum menjadi semakin ribet, kenapa tidak diadakan pelatihan bagi guru-guru untuk meningkatkan profesionalitas mereka? Daripada memaksakan diri untuk melaksanakan Kurikulum 2013 ini yang belum tentu akan berhasil. Kalau gagal, maka peserta didik juga yang merana.

Generasi muda bangsa bukan kelinci percobaan! Mereka adalah masa depan Indonesia. Jangan sampai urusan coba-coba seperti ini malah merusak mereka. Saya sedikit kecewa saat tahu bahwa kurikulum ini didesain oleh Guru-guru Besar universitas ternama (sebut saja UI, ITB, UGM, dan lain-lain). Mereka orang-orang hebat yang sangat memahami bidang masing-masing. Namun apakah mereka benar-benar mengerti soal pendidikan? Pendidikan juga harus mempertimbangkan psikologis anak, bukan? Saya mungkin tidak sehebat mereka yang titel-nya mungkin lebih panjang dari pada namanya, namun bukankah ada baiknya jika urusan pendidikan seperti ini turut melibatkan guru-guru besar universitas yang khusus di bidang pendidikan (sebut saja UPI, UNJ, UNY, dan lain-lain). Percuma saja kalau Kurikulum 2013 tertulis indah dikertas, namun pada prakteknya tidak menghasilkan apa-apa.

Walau kemungkinan post ini hanya dibaca segelintir orang, saya harap hal ini akan membantu semuanya. Dana sebanyak itu untuk membuat kurikulum baru yang belum tentu berguna, kenapa tidak digunakan saja untuk membantu sekolah-sekolah yang tidak mampu di pelosok Indonesia sana? Sekolah-sekolah yang bahkan gurunya, yang ingin muridnya merasakan seperti apa komputer itu, harus pergi ke kota untuk membeli keyboard rusak dan membuat replika komputer dari kardus seraya berkata,

"Nak, inilah komputer. Saat kamu menekan tombol keyboard ini, dilayar akan muncul tulisan!"

Masih ada sekolah seperti itu. Yang bahkan siswanya tidak pernah merasakan bagaimana memakai sepatu atau seragam sekolah, yang bahkan ruang kelasnya tidak memiliki atap yang melindungi dari hujan dan panas, yang bahkan ruang kelasnya harus dicampur antara kelas 1, 2, 3 dan seterusnya karena kurangnya tenaga pendidik... Pemerintah malah enak-enakan membuang-buang uang untuk kurikulum baru yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Jujur, saya merasa miris mendengarnya.

Namun kita tidak harus diam, pasrah dan menunggu. Kita juga tidak harus berteriak, memberontak, dan menentang. Kita hanya bisa optimis. Karena tampaknya tak ada kata mundur bagi Pak Menteri, kita hanya bisa optimis dan berharap Kurikulum 2013 ini akan menjadi jawaban bagi permasalahan pendidikan kita saat ini. Mudah-mudahan.

Bagi para mahasiswa dan calon guru di luar sana, saya ucapkan...

"HIDUP GENERASI MUDA INDONESIA!"

Kamis, 21 Maret 2013

Ketika Saya Menemukan Jarum di Tumpukan Jerami

Saat ini saya berada di tengah sebuah krisis. Ketika saya tiba-tiba tidak bisa berhenti pergi ke tempat penyewaan komik dekat kampus setiap hari, meminjam minimal sepuluh komik dengan tatapan aneh yang selalu dilemparkan oleh mbak dan mas yang jaga waktu. Setiap hari tak pernah absen. Nah, di tengah hobi baru inilah sepupu saya muncul dan mengusulkan satu judul komik yang dulu tak pernah menarik minat saya.

YUGO The Negotiator.

Yup, tentu saja.


Saya benar-benar menyukai komik ini karena jalan ceritanya yang bervariasi dan kompleks, memberikan rasa suspense tersendiri saat membacanya (tunggu, saya kok merasa seperti mendeskripsikan wine, yah? Pasti karena kebanyakan baca Kami no Shizuku). Saya tidak bisa berhenti membaca petualangan negosiator cakep serba bisa yang selalu terlihat cool dan tenang dalam situasi sejelek apa pun. Kecintaan baru saya pada Yugo mendorong saya untuk mencoba membaca komiknya online di internet dan jujur saja, ini adalah komik yang paling sulit ditemukan. Semua situs komik hanya memuat hingga chapter 15, dan tidak ada lanjutannya. Saya jadi bertanya-tanya, sebegitu tak populer-nya kah Yugo?

Menurut pendapat saya, Yugo adalah salah satu komik yang paling saya rekomendasikan! terutama bagi penggemar komik dengan cerita kompleks dan konflik-konflik yang seru. Meski ada genre action-nya, komik ini bukan sekedar tinju-tinjuan belaka. Saya seolah-olah disuguhi plot film Hollywood yang matang dan tidak setengah-setengah. Namun bagi para pecinta romance, saya rasa ini bukanlah pilihan tepat karena sangat sedikit unsur seperti itu dalam komik ini (yang membuat saya sangat tertarik).

Setelah saya tahu bahwa nyaris mustahil menemukan komik Yugo chapter 15 ke atas di internet, saya mengecek apakah ada animenya atau tidak. Setelah menghabiskan kira-kira tiga jam mondar-mandir di Google, akhirnya saya menemukan anime-nya yang masih belum di dubbing. Betapa bahagianya! Memang, Yugo tidaklah seterkenal komik-komik shounen mainstream seperti One Piece atau Naruto, tapi sebagai sebuah manga, ia memiliki daya tarik tersendiri terutama bagi para penggemar manga Jepang tingkat akut seperti saya.

Kalau teman saya bilang pemain basket nomor 7 atau 14 dari tim basket pertandingan DBL yang beberapa waktu lalu kami tonton adalah eye candy (Sophi menyebutnya "Vitamin A"), bagi saya senyum Yugo sama seperti senyum Conrart (dari Kyou Kara Maoh!)... Seperti... eh... wine Chateau Palmer '00? *dijitak karena sok tahu* Tapi memang demikian... Saya merasa sedih melihat Yugo yang terkubur, hanya dikenal beberapa orang yang benar-benar mengakuinya...

Yugo Beppu yang keren... Apa saya alih profesi jadi negosiator aja yah? Mumpung masih tahun pertama kuliah... *jitak diri : emangloepikirkuliahitumurah?!*

Sepertinya di post berikutnya saya mau bahas Kami no Shizuku deh... Mungkin juga Bloody Monday... tergantung mood sih...

yuk, kita lihat Beppu Yugo yang keren...


Selasa, 19 Februari 2013

Partner in Crimes: Ketika orang aneh bertemu penjinaknya

Jangan bingung dengan judul posting-an saya kali ini. Ini hasrat hati yang tiba-tiba muncul untuk menuliskan sesuatu tentang partner in crimes favorit saya, karena saya sendiri memiliki partner membanggakan bernama Sophi!


itu gambar saya dan Sophi... saya yang di kiri, sophi yang di kanan... Kami adalah... Oishi-Kikumaru (saya Kikumaru), Holmes-Watson (saya Holmes), Ghost-MacTavish (saya Ghost), atau... eh.. Kosasih-Gozali (inget novelnya S. Mara Gd)... Bagi saya, partner in crimes itu amat menarik... berikut pasangan double favorit saya dari berbagai anime, novel dan lainnya...


Sherlock Holmes-John H. Watson dari "Sherlock"



Oishi Shuuichiro-Kikumaru Eiji dari "Prince of Tennis"



Hercule Poirot-Arthur Hastings dari "Hercule Poirot"



Kagami Taiga-Kuroko Tetsuya dari "Kuroko no Basket"



Sakuragi Hanamichi-Kaede Rukawa dari "Slam Dunk" (meski masih dipertanyakan mereka masuk kriteria atau nggak, tapi peduli amat?)



Lelouch Lamperouge-Suzaku Kururugi dari "Code Geass"



Moritaka Mashiro-Akito Takagi dari "Bakuman"



Superman-Batman dari "DC Comics"


Agon Kongo-Hiruma Youichi dari "Eyeshield 21"



Arthur-Merlin dari "Merlin"


Gregory House-James Wilson dari "House, M.D"


Ghost-John "Soap" MacTavish dari "Call of Duty: Modern Warfare 2"



Tintin-Snowy dari "The Adventures of Tintin"

Dan ratusan lainnya yang akan saya list di posting-an berikutnya...
oh ho ho ho ho (ketawa pelatih Anzai dari Slam Dunk)

Jumat, 08 Februari 2013

Fanfiction : Sebuah kebebasan berkarya atau media propaganda?



"Dahulu kala, fandom Hetalia Indonesia hidup dalam perdamaian... Namun semua berubah saat author menyebalkan muncul..."

Silahkan acuhkan narasi gaya Avatar di atas. Sudah lama tidak menuliskan sesuatu di blog ini, maka saya kembali setelah lama bertapa di gua. Kemarin, saya sempat online sebentar dan membuka forum author Indonesia untuk forum Hetalia, nah di sini, saya membaui isu-isu menarik. Saat saya membaca tentang flame (kritik pedas yang nggak membangun sama sekali justru menjatuhkan mental penulis atau author) saya jadi tertarik, terutama setelah muncul author yang dulu sempat mengabrek-abrek fandom K-Pop Indonesia yang saya baca dari blog seorang teman lama. Masalah itu saya diamkan. Saya hanya menjadi pengamat dari pinggir lapangan, penonton bioskop yang hanya mengikuti alur cerita.

Namun kali ini saya tidak bisa diam begitu saja saat seorang author bau kencur (seperti saya) muncul dan mulai mengumbar kata-kata tidak sopan yang menyakiti hati para author fanfiction Indonesia terutama yang mendukung pairing NetherNesia (Netherlands x Indonesia). Jujur saja, saya suka pairing ini dan saya tidak peduli jika ada orang yang membencinya. Saya tidak peduli saat seorang author mem-bashing pairing yang tidak mereka suka dalam fanfiction yang mereka tulis. Yang membuat saya peduli adalah bagaimana ia mem-bashing author yang menulis tentang pairing tersebut.

Setidak senangnya saya membaca fanfiction England x Seychelles, saya tidak pernah memaksakan diri untuk membacanya. Kalau tidak suka, ya tinggalkan saja! Kenapa juga harus meninggalkan review yang menyakiti hati para penulisnya? Saya pikir, fandom Hetalia adalah tempat dimana berbagai orang dari berbagai belahan dunia yang menyukai anime yang sama saling berkumpul dalam perdamaian. Pikiran naif? Biar saja. Saya pikir inilah tujuan Hidekaz Himaruya membuat Hetalia. Bukankah perdamaian itu indah? Pada akhirnya kita sadar bahwa this is a beautiful world jika setiap orang saling menerima satu sama lain. Namun, apa jadinya jika kita, yang berada dalam perahu yang sama, saling membenci satu sama lain? Saling menyalahkan satu sama lain?

Banyaknya fanfiction rated-M dengan pairing NetherNesia mungkin memang mencemaskan, terutama melihat betapa eksplisitnya beberapa fic (yang jujur samapai sekarang bahkan saya nggak berani buka), tapi membaca komentar author menyebalkan ini tentang bagaimana sebenarnya si author fanfiction sendiri yang ingin "digituin" oleh bule... Itu sangat menyinggung perasaan. Saya bahkan tidak berani mengutip kalimat eksplisitnya (karena blog ini tidak boleh ternoda dengan kata-kata seperti itu). Saya sedih melihat perpecahan seperti ini.

Saya suka melihat sikap idealis itu. Tapi memaksa seseorang untuk menulis sesuai idealisme kita? Atau kita merasa malu melihat author yang hanya membuat cerita-cerita vulgar tidak senonoh yang dapat merusak nama baik Indonesia? Please, itu namanya pengekangan kreativitas. Anda berbicara tentang kebebasan berbicara? Kebebasan berkarya? Maka biarkanlah mereka.

Saya tidak mengatakan fanfiction serius itu jelek. Saya mencintai sejarah... jauh lebih mencintai sejarah daripada kimia (kalau boleh jujur) dan saya menyukai fanfic berbau sejarah yang serius. Tapi sebuah harapan bodoh jika kita merasa mampu mengekang imajinasi seseorang. Mungkin para author lain juga sudah keterlaluan dalam membuat NetherNesia, tapi kita bisa bilang apa? terkadang yang seperti inilah yang membuat saya kurang senang menulis dalam bahasa Indonesia dan lebih senang menulis dalam bahasa Inggris. Karena author Indonesia suka merasa dirinya paling hebat. Seperti itu.

Oke, mungkin kita tahu lebih banyak tentang sejarah atau sesuatu. Anda memiliki pikiran politis sendiri? Silahkan tuangkan. Tapi ingat, Fanfiction adalah media hiburan dengan moto "Unleash your imagination" bukan "Unleash your political view". Anda bisa bicara politik di sini, tapi ini bukan media propaganda yang bisa Anda gunakan seenak perutnya untuk menunjukkan Anda memiliki pemikiran kritis yang tidak dimiliki anak-anak lain seusia Anda. Hmmm... Mungkin bukan sesuatu yang buruk, tapi sekali lagi, INI BUKAN TEMPATNYA!

Kalau para author Indonesia ingin pairing mereka menjadi canon, apakah Anda harus menghancurkan impian mereka? Bisa saja mereka membuat fanfiction bukan berdasarkan Hidekaz Himaruya, tapi doujinshi "Maaf" karya dinosaurusgede di DeviantArt. Lantas apakah itu salah? Inilah fanfiction. Semua orang bisa melakukan apa pun yang mereka inginkan di sini. Semua bisa menjadi siapa pun, bahkan saya yang bukan siapa-siapa.

Ingat selalu slogan para author yang malas menghadapi flame. Don't like; don't read. Simple as that! Kenapa kita harus meperumit masalah?

Maaf, saya cuma koar-koar dibelakang. Kalau ada author fanfic diluar sana yang baca tulisan ini, saya katakan; mengapa kita tidak berdamai saja? Untukmu pairing-mu, untukku pairing-ku. Selesai sudah masalahnya!